Sabtu, 20 Oktober 2012

1000 koin untuk masjid


Perjalanan ku kali ini terhenti di gerbang tua sebuah masjid, lusuh dan kusam catnya. Dindingnya telah terkelupas dan retak. Udara di dalam ruangan yang sedikit berdebu ini pun pengap. Langkah ku terhenti di ujung lorong untuk mengambil setetes air basuh wudu ku. Penat ku melewati hari yang terik ini menyeruak bersama tiap tetes yang jatuh. Aku mengenakan sebuah mukena yang tak lagi berwarna putih, kumal, bercak jamur di sudutnya dan aroma lapuk di sekitar wajah ku. Aku memaksakan baik-baik saja, karena imam masjid sudah menyambut takbir di awal solat. Aku gelisah dengan keadaan ku yang tak sedap dipandang mata dan tak sedap aroma sekitar ku. Hendak ku nikmati gerakan sujud ku, dalam himpunan merendah pada sang Maha. Namun aku harus menahan tarikan napas ku. Ya, lagi-lagi permadani tempat aku menyerahkan nyilu hati ku pada Pemilik hati itu tak nyaman. Aroma kaki yang entah telah berapa lama melembab di tiap sudutnya. Hati ku ingin segera menutup solat dengan salam.
Tak ku rasa indah “mi’raj” ku kali ini. Pertemuan dengan Allah seharusnya lebih rapi dan wangi dibanding bertemu tokoh atau orang penting yang sama bau dan lusuhnya dengan segenap dosa dan salah. Aku tercekat memikirkan keadaan masjid di sudut kota ini. Banyak yang tergerak menyambut panggilan rindu Penciptanya bersama senandung azan tapi sayang tak banyak yang memperhatikan air mata gedung ini yang tertahan tembok peka.  Semua berpikir bahwa tiap masjid sudah ada ta’mir yang mengurus semua yang ada di masjid. Bukannya menjaga keindahan masjid tak harus menjadi ta’mir dulu? Seperti menjaga kebersihan jalan dengan tidak membuang sampah sembarangan tak harus menjadi petugas kebersihan kota?
Aku diam di tepi tangga pintu keluar, menatap gedung yang katanya rumah Robb ini. Bagaimana Robb kita akan menjaga kita bila kita masih enggan menjaga kemuliaannya? Aku ketik sebuah pesan singkat di hp imut ku. Meminta teman-teman ku yang memiliki mukena atau dana lebih untuk disumbangkan. Hufh.. Hanya kata “iya insya Allah” yang aku terima. Ada versi insya Allah “jawa” yang artinya penolakan secara halus dengan membawa nama Allah. Padahal berjanji atas nama Allah artinya berusaha semaksimal mungkin memenuhi janji yang terucap.
Aku pun tak punya daya bila berjalan sendiri untuk ini. Butuh kekuatan jama’ah agar usaha yang dilakukan menjadi lebih mudah dan efektif. Dan bersyukur bila niat ini dapat dilanjutkan teman-teman lain di luar sana. Aku hanya akan menyalurkan sumbangan mukena layak pakai dan dana yang masuk untuk mencucikan mukena yang masih baik namun sudah lama tidak dicuci.
*kemarin ada permintaan sarung dan cuci karpet juga
Jika ada pintu hati yang terketuk, di belahan bumi manapun yang punya kesempatan dan kemampuan membantu silakan hubungi :
Khilda 081 7971 5858 Yogyakarta dan sekitarnya
Dian 085 7377 63859 Denpasar dan sekitarnya

1000 koin dapat dikirim ke no. rekening Bank Syariah Mandiri a/n Khilda Maulidiah 702 813 9092, tiap dana yang dikirim harap sms jumlah nominal pengiriman ke no. Khilda dan insya Allah akan dilaporkan tiap bulan di blog Azzahro Jannah.

Bantuan dapat berupa menjadi ksatria Kerajaan Al Khonsa di daerah masing-masing, bertugas mendistribusi kebutuhan dan menjadi jaringan mitra dari Khilda (founder Kerajaan Al Khonsa). Bila ada ksatria tambahan, kami minta kirim cv lewat email khilda.maulidiah@gmail.com dengan konfirmasi sms ke no. Khilda agar ditindaklanjuti pada info Kerajaan Al Khonsa.

Kami tidak menjanjikan balasan apapun kecuali pohon kebaikan akan menumbuhkan buah kebaikan yang ranum dan bunga yang cantik.

Kerajaan Al Khonsa adalah komunitas yang memiliki cita-cita menjadikan anak biologis dan ideologis di seluruh belahan dunia dapat menjadi mujahid ksatria langit. Yang hanya gentar pada titah Penciptanya. Program lepas yang ingin dapat bermanfaat lebih banyak semampunya, demi menjaga amanah kehidupan sebagai hambaNya dan pengelola bumiNya. Menanam benih Rumah Senyum untuk keluarga surga dan Kampoeng Peladjar pelabuhan etalase pendidikan universitas kehidupan.















Tidak ada komentar:

Posting Komentar