Aku yang mendatangi sebuah rumah yang mengelola zakat di tepi kota untuk membantu teman ku
Suaminya yang telah rutin cuci darah atau hemodialisa sepekan dua kali
Keninginan untuk dapat membantu orang lain, membuat ku juga tergerak
Mengelola sebuah buletin sederhana untuk dapat membantu
Orang yang sakit namun terbatas dana dan informasi
Dedikasi dokter dan perawat yang entah seperti apa?
Di kampus hijau ku, bertemu dengan dosen yang begitu tak berslahnya datang terlambat dan mengisi materi sebegitu adanya
Alasannya gaji yang tak memadai untuk bersikap profesional
Ujung hari, aku duduk di samping sepeda yang setia menemani perjalanan ku
Dedikasi dosen dan pegawai yang entah seperti apa?
Membaca sebuah buku tentang cara asik belajar mengajar
Di temani gadis kecil, Lola berusia sekitar dua tahun
Dan gerombolan anak yang dititipkan di penitipan anak sebelah kampus
Riang tawa mereka menutup kerinduan terhadap waktu berkualitas dari kedua orang tuanya
Aku sejenak melihat anak-anak ini berlarian
Dedikasi ayah dan bunda yang entah seperti apa?
Aku diam... Tak tahu bagaimana menjadi dokter yang bertahun kuliah untuk sebuah gelar
Aku diam... Tak tahu bagaimana menjadi dosen yang bertahun merasa tak sejahtera dengan gelar
Aku diam... Tak tahu bagaimana menjadi orang tua yang melewati karir terpanjang tanpa gelar
Perkerjaan adalah minat yang kita dedikasikan untuk kebaikan sesama, bukan sekedar selesai tugas lalu kemudian meninggalkan begitu saja. Bekerja dengan penuh dedikasi akan “digaji” Maha Kaya. Setetes peluh akan diperhitungkan detail. Pekerjaan bukan beban yang dikeluhkan, namun adalah amanah yang disyukuri. Disyukuri karena masih banyak orang terkatung dengan berburu pekerjaan. Pekerjaan menjadi ukuran kebermanfaatan, sabar melewati sebagai pemenang karena selalu solusi yang dibangun. Ikhlas menjalani sebagai jejak yang nantinya kita tinggal sebelum menghadapkan seluruh hidup...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar