Jumat, 16 November 2012

duduk bersama pedagang

Duduk bersama para pedagang Pasar Grabag, Purworejo Jawa Tengah siang ini memberi inspirasi. Para pahlawan keluarga yang juga membutuhkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Proses pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia sebagai pemenuh peningkatan akal. Pendidikan yang tidak hanya dimulai dari buaian, tetapi dari sejak terbentuknya sel telur. “Mendidik anak dimulai dari proses pemilihan jodoh”, Ki Hajar Dewantara. Perhatikan kata proses dari kutipan tadi. Jika proses masuk baik, hasilnya otomatis baik. Dan pendidikan ini berakhir hingga napas terakhir berhembus. Pendidikan seumur hidup, terus melatih kita untuk mengerti cinta Pencipta kita dan membaikkan pribadi kita.
Pendidikan kita masih bergaya “bank” versi Paulo Freire. Sehingga saat dewasa masih juga ada orang-orang yang takut menghadapi masalah. Masalah dihadapi untuk menemukan jawaban dari misi kehidupan kita. Misi hidup kita adalah sesuatu yang kita lakukan dengan hasil maksimal segenap jiwa raga. Dan masih banyak orang yang belum menemukan misi hidupnya walau usianya telah senja. Sehingga apapun yang dikerjakan akan menjadi beban dan kering. Hati hampa disebabkan pilihan yang tidak sesuai. Menjalani rutinitas yang mematikan kreatifitas kita sebagai makhluk termulia dengan akal.
Saat bersalaman dengan para pedagang itu, ada beberapa yang meminta bahan materi yang pemateri sampaikan. Walau setahu ku, beliau ada yang tidak bisa membaca. Katanya “untuk dipelajari”. Mungkin anak atau menantunya yang akan membantu, pikir ku. Kesederhanaan perjalanan di tiap pertemuan dengan pedagang memiliki kisah tersendiri. Ketulusan yang memang ada karena merasa pembeli adalah bagian tidak terpisahkan dari dinamika pedagang.
Semangat belajar pedagang walau usia senja, mata tak lagi terang, jalan dan duduk pun sudah tak nyaman berlama-lama, namun tiap langkah menuntut ilmu adalah jalan surga yang Maha Cinta berikan.  Tulisan ini inspirasi selama beberapa kali mengamati lebih dekat kehidupan pedagang di pasar tradisional yang diamanahkan pada ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar