Minggu, 25 November 2012

november ceria


Malam yang melewati tengah dari November dan awal  dari Muharrom, langit masih mencurahkan cintanya dengan segenap hujan yang mengguyur kota gudeg. Langit yang muram tanpa cahaya mentari, selaput awan menggantung air yang siap turun menyentuh tanah. Beberapa sudut kota banjir dan tertutup gundukan sampah yang tidak mengalir lancar. Prinsipnya, satu yang masuk satu juga yang harus dikeluarkan agar alirannya lancar. Yang terjadi adalah curahan cinta awan terlalu banyak, sehingga tanah tak siap menampung karena tanah yang ada hanya menerima sedikit. Ciptaan bumi dan langit adalah Maha Karya yang seimbang, penuh dengan perhitungan Penciptanya. Lalu apa yang membuat tatanan penciptaan ini menjadi tidak seimbang lagi?
Sesaat sebelum hujan itu tumpah, selalu diawali dengan panas terik yang mencekik. Namun kepergian tumpahan hujan hampir tak ku lihat lengkung pelangi yang seharusnya melengkapi rintik. Pelangi masih enggan menemui, ada proses yang harus dilaluinya. Membiarkan aku sendiri menanti di sudut halte bis senja kota. Menyibakkan payung biru ku untuk kembali melangkah menerjang rintik. Karena hidup seperti air yang mestinya selalu mengalir menghidupkan semua yang dilalui.
Hujan di November ini milik kita, yang inginkan pelangi di jeda rintik. Menemani perjalanan hijroh hati yang terus berjuang melawan musuh dalam diri. Mengibarkan bendera langit di tiap langkah. Dengan bermanfaat bagi orang lain, kita akan dapat mengoptimalkan diri menjadi Abdi Maha Pencipta. Agar air kebaikan tidak berhenti karena sampah di hati yang masih enggan menebar kebaikan.
Kebersyukuran, kesabaran, keikhlasan adalah kualitas kerja yang mengiringi tiap jerih kita. Semua cara dan strategi yang ada akan mampu menggetarkan pintu langit bila kita melibatkan Pencipta kita. Walau harus jatuh tertatih dan berdarah, memperjuangkan kebaikan itu adalah harga mahal yang dibeli untuk hijaunya taman surga.  

Jumat, 23 November 2012

Manajemen konflik




Kali ini aku sudah menceritakan padanya, apa yang jadi kesukaan dan yang tidak ku sukai. Dalam pembicaraan ini aku pun mengerti apa dan bagaimana dirimu. Di tiap kegiatan atau komunitas yang membuat kita bertemu kita jadi lebih berkomunikasi. Tak mudah memang awalnya, membenturkan beberapa nilai dan sikap yang berbeda. Menurut ku ini mudah, tak jarang menurut mu ini jadi rumit. Walau apa yang kita bahas selama berjam-jam ini hanya membahas bagaimana menyamakan frekuensi bukannya pesoalan eksternal yang selama ini kita perjuangkan bersama. Aku meyakini, bila kita telah mengenal diri, masalah di luar diri akan mudah diselesaikan.
Karena dengan mengenal diri, kita mengetahui landasan pijak. Dari mana, dimana dan mau kemana? Namun bagi sebagian orang, kita harus profesional. Tanpa harus memahami satu sama lain dalam menjalankan tugas kerja selama ini. Profesionalitas yang dipahami pun menjadi relatif, ada yang melihat sebagai totalitas atau totaliter.
Totalitas yang aku pahami adalah mencurahkan segenap kemampuan tenaga, pikiran dan hati dalam pekerjaan yang menjadi amanah. Perhatikan kata amanah, sebab sering kali amanah ini diartikan beban kerja. Saat kita menikamti amanah itu, jalan terjal atau landai akan menjadi seni dalam bekerja. Namun bila kita artikan sebagai beban, maka cerahnya hari akan terasa terik dan sejuknya hujan akan terasa dingin. Dan totalitas bukan meninggalkan amanah lain yang juga kita pegang, seperti peran di keluarga dan di masyarakat. Terlebih peran penghambaan untuk Pencipta kita.
Sedangkan totaliter mendekati otoriter dalam menjalani pekerjaan, seketika meninggalkan peran di keluarga yang hanya mendapat porsi sisa dari waktu yang kita miliki. Masyarakat juga kesulitan mendapati kebermanfaatan kita untuk lingkungan. Atau mungkin, Pencipta kita menjadi hal yang tidak lagi dipentingkan. Totaliter menuntut secara ekstrim untuk memberikan diri sepenuhnya dalam lingkaran pekerjaan. Amanah yang indah menjadi beban yang membatasi ruang kita bersosial dan meningkatkan kualitas diri. Jika dalam sebuah pergerakan, kita pun butuh pemantapan ideologisasi dan ruh perjuangan untuk mempertahankan apa yang kita yakini.
Keyakinan yang kita pilih menjadikan alasan memilih, dalam tiap keputusan yang diambil. Perbedaan keyakinan ini dijembatani dengan manajemen konflik yang selama masih dalam kerangka visi yang sama akan mudah menyatukan walau harus berbeda sampul. Saat kita “hanya” mampu menjadi seorang penarik becak untuk mengantarkan seseorang yang kita yakini mampu membawa kebaikan, ya kita optimalkan diri di posisi dan wewenang yang kita miliki. Memaksakan diri di bidang yang mampu kita jalani, bukan memaksakan diri di bidang yang tidak kita nikmati.
Jika mampu menjadi panglima, kita optimalkan potensi panglima untuk menguatkan pasukan. Jika mampu menjadi pasukan, optimalkan menguatkan barisan. Jangan terjebak dengan konflik internal terus, sebab musuh yang nyata adalah dari eksternal kita. Sebuah keniscayaan, untuk menjadi kuat internal, kita harus meyakini musuh eksternal kita. Namun bila tidak menyadari musuh eksternal itu, ya siap untuk internal yang rapuh.
                *kembali menjejakkan pada pilihan hati untuk siapa aku berjuang? ^_^

Minggu, 18 November 2012

hijab ku

Dengan kebebasan berekspresi di dunia yang makin global ini, banyak pergeseran budaya timur yang menjadi akar budaya Indonesia. Norma yang dibanggakan adalah norma luar yang belum tentu senilai dengan norma timur. Arus ini tak mungkin dibendung, namun masih bisa untuk diantisipasi. Maraknya pernikahan dengan alasan kehamilan tidak diinginkan, anak yang terlahir tanpa orang tua kemudian menjadi korban percobaan aborsi atau dibuang begitu saja. Semua itu hanya akibat dari puncak gunung es, penyebabnya masih tertutup di dasar laut berupa bongkahan mengerikan.
Aturan jilbab menjadi solusi sosial terhadap tantangan jaman sejak 14 abad lalu. Jilbab hadir memuliakan kedudukan perempuan untuk menjadi perhiasan berharga dalam kotak. Bukannya menjadi pajangan penghias mata belaka. Di tengah tren berjilbab di Indonesia kini, masih ada beberapa potongan wilayah yang masih membatasi penggunaan jilbab sebagai identitas kemuslimahan.
Agak aneh memang, saat perempuan menggunakan rok mini atau celana pendek yang jelas merusak nilai estetika diperbolehkan tanpa larangan. Sedang jilbab yang sama sekali tidak menganggu pemandangan malah dikecam, dianggap ninja atau tak memiliki daun telinga. Jika bisa dibandingkan dengan sebatang rokok yang asapnya jelas menjadi polusi melebihi asap kendaraan bermotor pantas dibatasi, sebab hanya menguntungkan perokok aktifnya. Perokok pasifnya hanya mendapat akibat lebih buruk pada kesehatannya. Jika perempuan berjilbab, apa menjadikan polusi atau perusak pemandangan?
Salah seorang kader terbaik PII (Pelajar Islam Indonesia) Bali kembali menggerakkan masyarakat untuk sadar jilbab. Bekerja sama dengan Lembaga Dakwah Kampus Politeknik Negeri Bali kembali  meningkatkan jumlah penggunaan jilbab diantara masyarakat yang masih belum menerima jilbab sebagai hak asasi. Rasa kesadaran ini diiringi dengan pendidikan sadar jilbab, sehingga jilbab tidak sebatas tren yang saat tidak lagi tren akan menjadi usang. Karenanya jilbab tak sekedar melingkari tubuh, tapi juga jilbab yang melingkari hati sehingga pemakai mahkota jilbab akan menjaga laku dan kata.
Di bulan November ceria ini, bersamaan dengan pergantian tahun Hijriah. Kami berharap dapat hijrah hati dan jiwa dengan mempersembahkan “Workshop Keputrian PII Bali” dengan tajuk One Man, One Jilbab. Berpartisipasi untuk mendukung muslimah berjilbab yang baik di Bali dengan hanya membari 1 jilbab syar’i (tidak transparan) atau donasi senilai Rp. 20.000 ke rekening BNI 02435 68919 an Kholisah Hidayati. Insya Allah kami serahkan saat workshop berlangsung. Sedikit kepedulian ikhlas kita, mengubah dunia dan menggetarkan pintu langit.
Semoga perempuan dunia semakin memperindah perhiasan hidup dengan kesolihan...
CP : 0899 0169 770

Jumat, 16 November 2012

duduk bersama pedagang

Duduk bersama para pedagang Pasar Grabag, Purworejo Jawa Tengah siang ini memberi inspirasi. Para pahlawan keluarga yang juga membutuhkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Proses pendidikan merupakan salah satu kebutuhan mendasar manusia sebagai pemenuh peningkatan akal. Pendidikan yang tidak hanya dimulai dari buaian, tetapi dari sejak terbentuknya sel telur. “Mendidik anak dimulai dari proses pemilihan jodoh”, Ki Hajar Dewantara. Perhatikan kata proses dari kutipan tadi. Jika proses masuk baik, hasilnya otomatis baik. Dan pendidikan ini berakhir hingga napas terakhir berhembus. Pendidikan seumur hidup, terus melatih kita untuk mengerti cinta Pencipta kita dan membaikkan pribadi kita.
Pendidikan kita masih bergaya “bank” versi Paulo Freire. Sehingga saat dewasa masih juga ada orang-orang yang takut menghadapi masalah. Masalah dihadapi untuk menemukan jawaban dari misi kehidupan kita. Misi hidup kita adalah sesuatu yang kita lakukan dengan hasil maksimal segenap jiwa raga. Dan masih banyak orang yang belum menemukan misi hidupnya walau usianya telah senja. Sehingga apapun yang dikerjakan akan menjadi beban dan kering. Hati hampa disebabkan pilihan yang tidak sesuai. Menjalani rutinitas yang mematikan kreatifitas kita sebagai makhluk termulia dengan akal.
Saat bersalaman dengan para pedagang itu, ada beberapa yang meminta bahan materi yang pemateri sampaikan. Walau setahu ku, beliau ada yang tidak bisa membaca. Katanya “untuk dipelajari”. Mungkin anak atau menantunya yang akan membantu, pikir ku. Kesederhanaan perjalanan di tiap pertemuan dengan pedagang memiliki kisah tersendiri. Ketulusan yang memang ada karena merasa pembeli adalah bagian tidak terpisahkan dari dinamika pedagang.
Semangat belajar pedagang walau usia senja, mata tak lagi terang, jalan dan duduk pun sudah tak nyaman berlama-lama, namun tiap langkah menuntut ilmu adalah jalan surga yang Maha Cinta berikan.  Tulisan ini inspirasi selama beberapa kali mengamati lebih dekat kehidupan pedagang di pasar tradisional yang diamanahkan pada ku.

Selasa, 13 November 2012

sekuntum bunga Al Khonsa


berikut ini sedikit cerita mengenai AL KHANSA binti AMRU, ibu para SYUHADA, yang juga merupakan sahabat Rosululloh-shahabiyah,  semoga kita bisa mengambil teladan dari beliau.
Al-Khansa terlahir pada zaman jahiliyah dan tumbuh besar di tengah suku bangsa Arab yang mulia, yaitu Bani Mudhar. Sehingga banyak sifat mulia yang terdapat dalam diri Al-Khansa. la adalah seorang yang fasih, mulia, murah hati, tenang, pemberani, tegas, tidak kenal pura-pura, suka terus terang. Dan selain keutamaan itu, ia pun pandai bersyair. la terkenal dengan syair-syairnya yang berisi kenangan kepada orang-orang yang dikasihinya yang telah tiada mendahuluin ke alam baka. Terutama kepada kedua saudara lelakinya, yaitu Mu’awiyah dan Sakhr yang telah meninggal dunia.
Diriwayatkan bahwa ketika Adi bin Hatim dan saudarinya, Safanah binti Hatim datang ke Madinah dan menghadap Rasulullah SAW, maka berkata,
Ya Rasuluilah, dalam golongan kami ada orang yang paling pandai dalam bersyair dan orang yang paling pemurah hati, dan orang yang paling pandai berkuda.
” Rasuluilah SAW bersabda, ‘Siapakah mereka itu. Sebutkaniah namanya.’
Adi menjawab, ‘Adapun yang paling pandai bersyair adalah Umru’ul Qais bin Hujr, dan orang yang paling pemurah hati adalah Hatim Ath-Tha’i, ayahku. Dan yang paling pandai berkuda adalah Amru bin Ma’dikariba.’
Rasuluilah SAW menukas, “Apa yang telah engkau katakan itu salah, wahai Adi. Orang yang paling pandai bersyair adalah Al-Khansa binti Amru, dan orang yang paling murah hati adalah Muhammad Rasulullah, dan orang yang paling pandai berkuda adalah Ali bin Abi Thaiib.’
Jarir ra. pernah ditanya, Siapakah yang paling pandai bersyair? Jarir ra. menjawab, ‘Kalau tidak ada Al-Khansa tentu aku.’ Al-Khansa sangat sering bersyair tentang kedua saudaranya, sehingga hal itu pernah ditegur olah Umar bin Khattab ra.
Umar ra. pernah bertanya kepada Khansa, ‘Mengapa matamu bengkak-bengkak?’
Khansa menjawab, ‘Karena aku terialu banyak menangis atas pejuang-pejuang Mudhar yang terdahulu.”
Umar berkata, ‘Wahai Khansa, Mereka semua ahli neraka.’
Sahut Khansa, ‘Justru itulah yang membuat aku lebih kecewa dan sedih lagi. Dahulu aku menangisi Sakhr atlas kehidupannya, sekarang aku menangisinya karena ia adalah ahli neraka.’
Al-Khansa menikah dengan Rawahah bin Abdul Aziz As Sulami. Dari pernikahan itu ia mendapatkan empat orang anak lelaki. Dan melialui pembinaan dan pendidikan tangan-tangannya, keempat anak lelakinya ini telah menjadi pahlawan-pahlawan Islam yang terkenal. Dan Khansa sendiri terkenal sebagai ibu dari para syuhada. Hal itu dikarenakan dorongannya terhadap keempat anak lelakinya yang telah gugur syahid di medan Qadisiyah. Sebelum peperangan dimulai, terjadilah perdebatan yang sengit di rumah Al-Khansa. Di antara keempat putranya telah terjadi perebutan kesempatan mengenai siapakah yang akan ikut berperang melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda mereka. Keempatnya saling tunjuk menunjuk kepada yang lainnya untuk tinggal di rumah. Masing-masing ingin turut berjuang melawan musuh fi sabilillah. Rupanya, pertengkaran mereka itu telah terdengar oleh ibunda mereka, Al-Khansa.
Maka Al-Khansa telah mengumpulkan keempat anaknya, dan berkata, ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian telah berhijrah dengan kehendak sendiri. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia. Sesungguhnya kalian ini putra-putra dari seorang lelaki dan dari seorang perempuan yang sama. Tidak pantas bagiku untuk mengkhianati bapakmu, atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng arang di kening keluargamu.Jika kalian telah melihat perang, singsingkaniah lengan baju dan berangkatiah, majulah paling depan niscaya kalian akan mendapatkan pahala di akherat. Negeri keabadian. Wahai anakku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah. lnilah kebenaran sejati, maka untuk itu berperanglah dan demi itu pula bertempurlah sampai mati. Wahai anakku, carilah maut niscaya dianugrahi hidup.’
Pemuda-pemuda itupun keluar menuju medan perang. Mereka berjuang matl-matian melawan musuh, sehingga banyak musuh yang terbunuh di tangan mereka. Akhirnya nyawa mereka sendirilah yang tercabut dari tubuh-tubuh mereka. Ketika ibunda mereka, Al-Khansa, mendengar kematian anak-anaknya dan kesyahidan semuanya, sedikit pun ia tidak merasa sedih dan kaget.
Bahkan ia telah berkata, ‘Alhamdulillah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggiiku dan berkenan mempertemukan aku dengan putra-putraku dalam naungan Rahmat-Nya yang kokoh di surgaNya yang luas.’
Al-Khansa telah meninggal dunia pada masa permulaan kekhalifahan Utsman bin Affan ra., yaitu pada tahun ke-24 Hijriyah. (Wanita-wanita Sahabiyah)
Dari : www.sahabatnabi.0catch.com
Namanya adalah Tumadhir binti ‘Amr bin Al Harits bin Syarid. Dia adalah seorang penyair wanita ulung pada masa jahiliyah. Setelah kematian saudaranya shakhr lahirlah dari lisannya syair-syair ratapan yang merupakan syair ratapan terbaik. Diantara syairnya yang terbaik dalam meratapi kematian shakhr adalah:
Ada kotoran di kedua matamu
Atau memang matamu yang tak normal
Atau rumah yang engkau dapati itu
Memang kosong dari penghuninya
Ada juga syair yang lain :
Air mataku terus bercucuran dan tidak pernah mau membeku
Ketahuilah …. Mataku menangis
Karena kepergian Shakhr sang Dermawan
Ketahuilah…. Mataku menangis
Karena kepergian sang gagah berani
Ketahuilah……, mataku menangis
Karena kepergian pemuda yang agung
Bersama beberapa orang dari kaumnya, dari Bani sulaim Khansa’ menghadap Rasulullah SAW untuk menyatakan ke-islamannya dan untuk membangun aqidah tauhid. Setelah masuk islam, Khansa’ menjadi muslimah yang baik. Tidak butuh waktu lama dia sudah menjadi figur yang cemerlang dalam hal keberanian dan kemuliaan diri, dan telah menjadi teladan mulia bagi para Ibu muslimah. Suatu ketika Rasulullah SAW meminta Khansa’ untuk bersyair dan beliau sangat mengaguminya. Ketika Khansa’ sedang bersyair, Rasulullah bersabda:” Aduhai, wahai Khansa’, hariku terasa indah dengan syairmu” Ketika ‘Adi bin Hatim datang kepada Rasulullah SAW dan berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya diantara kita ada seorang penyair ulung, seorang yang paling pemurah, dan seorang yang paling pandai menunggang kuda” Nabi SAW berkata : “Sebutkan siapa mereka?” ‘Adi bin Hatim menjawab:” Penyair paling ulung adalah Umur’ul Qais; seorang yang paling pemurah adalah Hatim bin Sa’ad (ayah “adi); dan orang yang pandai menunggang kuda adalah ‘Amr bin Ma’dikarib”. Rasulullah lalu berkata :”bukan mereka wahai ‘Adi. Penyair yang paling ulung adalah Khansa’ binti ‘Amr; orang yang paling pemurah adalah Muhammad yaitu beliau sendiri; dan orang yang paling pandai menunggang kuda adalah ‘Ali bin Abi Thalib”. Kehebatan syair Khansa’ juga diakui oleh para ahli syair. Mereka sepakat bahwa tidak ada seorang penyair wanitapun yang sejajar dengan Khansa’ sebelum dan sesudah masanya.
Disamping keahliannya bersyair yang tiada tandingannya ia juga menjadi muslimah yang memiliki semangat juang yang tinggi dalam membela agama Allah dan kebenaran. Hal itu terlihat dengan seringnya dia keluar berjihad bersama kaum muslim yang lainnya. Ketika Mutsanna bin Haritsah Asy Syaibani berangkat menuju perang Qadisiyah (Perang salib) pada masa kekhalifahan ‘umar bin Khattab Khansa’ bersama empat putranya turut keluar bersama rombongan pasukan kaum muslimin.
Di medan pertempuran yakni pada malam terjadinya pertempuran sengit antara kedua pasukan Khansa’ mengumpulkan keempat putranya untuk memberi pengarahan memotivasi mereka agar bersemangat dalam perang dan jangan sekali-kali melarikan diri dan menumbuhkan kecintaan pada mereka akan mati syahid di jalan Allah.
Simaklah wasiat Khansa’ yang mulia ini :” wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian telah memeluk agama Islam dengan suka rela dan berhijrah dengan kemauan sendiri pula. Demi Allah yang tiada tuhan selain Dia sesungguhnya kalian adalah anak dari seorang ibu yang tidak pernah berkhianat kepada ayah kalian tidak pernah merusak kemuliaan kalian dan tidak pernah mengubah nasib kalian. Sesungguhnya kalian telah mengetahui pahala besar yang telah disediakan Allah untuk kaum muslimin yang berperang melawan orang-orang kafir. Ketahuilah bahwa negeri yang kekal lebih baik daripada negeri yang fana. Allah telah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman bersabarlah kalian, kuatkanlah kesabaran kalian ; tetap bersiap siagalah (diperbatasan negeri kalian) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kalian beruntung” (QS ALI IMRAN : 200).
Wahai anak-anakku apabila Allah menghendaki esok pagi kalian masih selamat segeralah kalian memerangi musuh kalian dengan penuh kelihaian dan mohonlah kepada Allah agar diberi kemenangan dalam memerangi musuh-musuhNya. Apabila perang telah berkecamuk dan api peperangan telah disulut, tujukan serangan pada pusat kekuatan musuh; seranglah pemimpin mereka; dan jadilah sang pemberani, niscaya kalian akan memperoleh keberuntungan di dunia dan kemuliaan di negeri yang kekal”.
Setelah mendengar nasihat itu keempat putranya pun menyingkir dari ibu mereka dan bersiap-siap untuk menindaklanjuti nasihatnya. Ketika pagi menjelang mereka segera meninggalkan markas untuk menghadapi musuh sambil melantunkan syair.
Anak pertama berkata :
Wahai saudara-saudaraku Sungguh ibu kita yang sudah tua itu telah menasihati kita
Saat beliau memanggil kita semalam dengan sebuah ungkapan Yang memiliki makna yang jelas
Karenanya , segera majulah kalian ke medan perang Yang sengit dan dahsyat
Disana kalian akan menemui para pembual
Dari golongan anjing yang hanya bisa menggonggong
Mereka yakin bahwa kalian pasti akan celaka
Padahal kalian akan berada dalam kehidupan yang mulia
Atau mati dengan mendapatkan keuntungan yang besar
Diapun maju ke medan perang sampai akhirnya gugur sebagai syahid.
Melihat hal itu anak kedua berkata:
Sesunggunya seorang wanita tua yang memiliki keteguhan
Dan ketabahan pendapat akurat dan ide yang jitu
Telah menyuruh kita untuk berbuat lurus dan bijak
Melalui nasihat dan baktinya kepada anak-anaknya
Maka segeralah berangkat ke medan perang yang dahsyat
Apakah nanti kalian akan mendapat kemenangan
Yang menyejukkan hati atau mati
Yang menyebabkan kalian mendapat kemuliaan abadi
Dan hidup bahagia di syurga firdaus
Diapun maju ke medan perang hingga gugur sebagai syahid.
Anak ketiga berkata:
Demi Allah Kita tidak boleh mendurhakai ibu kita sedikitpun
Sungguh dia telah menyuruh kita untuk berjihad
Pantang menyerah
Dialah pemberi nasihat, tulus dalam berbuat baik
Dan besar kasih sayangnya
Segeralah maju ke medan perang bersama pasukan
Sebagai penumpas musuh sampai kalian
Dapat menghancurkan pasukan Kisra
Atau mereka yang akan menghancurkan kalian
Sesungguhnya saya melihat ada kelemahan pada diri kalian
Akan tetapi kematian bagi kalian
Adalah derajat yang tinggi dan kemuliaan disisiNya
Anak ketiga itupun maju ke medan perang sampai akhirnya gugur sebagai syahid.
Tinggalah anak keempat dia berkata:
Aku bukan milik Khansa’ dan juga bukan milik Akhram
Tidak juga milik ‘amr yang memiliki keagungan pada masanya
Jika aku tidak pergi menyerang tentara musuh itu
Niscaya mereka akan terus-menerus mengadakan terror
Aku tidak peduli apakah nanti Aku akan mendapatkan kemenangan dan harta rampasan
Atau mati di jalan mulia sebagai syahid
Diapun maju ke medan perang sampai akhirnya gugur sebagai syahid.
Setelah berita syahidnya keempat putra tercintanya sampai kepada wanita mukminah penyabar ini dia tidak kelihatan bersedih dan menyesal atas semua itu. Bahkan keluarlah ucapannya yang sangat terkenal dan selalu dikenang sepanjang masa: ”Segala puji bagi Allah yang telah memuliakan dengan menjadikan anak-anakku sebagai syuhada. Aku berharap kepada Rabbku agar kiranya dia berkenan mengumpulkan aku bersama mereka di hamparan kasih sayangNya yang abadi” Subhanallah………..
Khalifah Umar bin Khattab sangat menghormati Khansa’ dan anak-anaknya karena keutamaannya. Karenanya santunan anak-anak Khansa’ tetap diberikan kepada Khansa’ sampai Umar wafat.
Khansa wafat di sebuah perkampungan Badui pada tahun ke 24 hijriyah pada awal masa kekhalifahan ustman bin Affan.
Semoga Allah mencurahkan rahmatnya kepada khansa’, seorang ibu yang tidak seperti ibu-ibu kebanyakan. Sekiranya ibu-ibu muslimah sesudahnya memilki semangat juang sebagaimana Khansa’, tentulah Islam akan tegak sedemikain rupa……dan mereka yang selalu memanjakan anak-anaknya akan mau membuka mata mereka………
Dan bagi saudariku muslimah….semoga kisah ini memberikan tauladan bagi kita dan memotivasi diri kita untuk menjadi muslimah yang kaaffah, pemberani, semangat dan memiliki daya juang tinggi untuk menegakkan Agama Allah dan kebenaran serta menjadi Ibu yang senantiasa mengarahkan putra-putrinya untuk lebih mencintai Allah, Rasul dan jihad fi sabilillah.
Wahai saudariku….jadilah engkau Mujahidah sejati, pemberani dan tangguh!!!!
Yuuuk , siapa yang mau meneladani Ibunda Khansa’??????
(Sumber: syifasalsabila.wordpress.com)

Senin, 12 November 2012

bersama Rumah Zakat



Jl. Veteran No.9
Mujamuju - Umbulharjo
Yogyakarta
Telp. (0274)377671

SAVE OUR KIDNEY



Mari Peduli……….
Mari Berbagi……….
Mari Memberi………..
Dengan HATI………
Pernahkah terbersit oleh kita bila haus terasa mencekat tenggorokan, tapi kita tidak bisa minum dengan leluasa? Bukan karena sedang berpuasa, tetapi karena kita harus membatasi cairan yang masuk ke tubuh agar tidak berlebihan yang dapat mengakibatkan bengkak dan sesak nafas, yang bisa saja berujung pada kematian? Bila belum pernah, yuk coba baca bahasan singkat di bawah ini. Semoga bermanfaat dan bisa membuat kita pandai bersyukur atas nikmat air yang bisa melewati tenggorokan tanpa harus dibatasi……

SEKILAS TENTANG PENYAKIT GINJAL:
Pasti banyak yang bertanya, apa sih penyakit ginjal itu? Penyakit ini memang tak sepopuler penyakit kanker atau jantung koroner, tapi penyakit ini sama ‘menyeramkan’nya…… Untuk mengetahui penyakit ginjal itu apa dan bagaimana, alangkah baiknya kalau kita mengetahui tentang ginjal lebih dulu. Ginjal adalah sepasang organ yang terletak di bawah rusuk, bersisian kanan-kiri dengan tulang belakang. Sebagai salah satu alat pengeluaran (ekresi), ginjal bekerja dan bertugas untuk membuang sampah sisa metabolisme yang terjadi pada tubuh manusia dalam bentuk urine (kencing). Secara sistematis ginjal akan membuang cairan yang berlebih dari tubuh sebanyak 750 ml – 1500 ml perhari. Bila ginjal tidak bisa berfungsi dengan baik, atau dalam dunia kedokteran disebut dengan gagal ginjal, maka sisa metabolisme yang tidak dapat dikeluarkan oleh tubuh akan menjadi racun bagi tubuh itu sendiri.Racun tersebut selanjutnya akan menimbulkan keluhan bagi si penderita berupa mual, muntah-muntah, lemas, sakit kepala hebat sampai penurunan kesadaran (koma). Cairan urine yang tidak bisa dikeluarkan oleh ginjal akan menyebabkan terjadinya penumpukan cairan di seluruh rongga tubuh sehingga terjadi bengkak-bengkak dan sesak nafas. Bila tidak diatasi dengan segera maka pasien gagal ginjal bisa menemui kematian.
Berdasarkan kejadiannya, gagal ginjal dapat digolongkan menjadi:
1.    GAGAL GINJAL AKUT  yang timbul secara tiba-tiba dalam hitungan hari dan minggu. Gagal ginjal jenis ini jika dilakukan pengobatan secara cepat dan tepat akan dapat disembuhkan. Penyakit gagal ginjal akut dapat disebabkan oleh peristiwa yang terjadi secara akut, seperti: penyumbatan total saluran ginjal oleh batu, kekurangan cairan pada diare yang tidak segera diatasi, kekurangan darah pada orang luka dan operasi, infeksi berat, keracunan obat dan zat kimia tertentu. Bila tidak ditangani dengan baik, maka gagal ginjal akut ini akan berubah menjadi gagal ginjal kronik yang permanen.
2.    GAGAL GINJAL KRONIK  yang timbul secara perlahan dan menahun. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan dan harus menjalani pengobatan seumur hidup. Penyakit gagal ginjal kronik dapat terjadi karena ada penyakit lain sebagai penyebab, seperti: diabetes mellitus dan hipertensi yang menahun.

TANDA-TANDA DAN GEJALA:
Tanda-tanda dan gejala penyakit gagal ginjal akut, antara lain: nyeri pinggang yang amat sangat, bengkak mata, bengkak kaki, sakit saat kencing, demam, kencing sedikit, kencing merah karena ada darah, sering kencing. Ada kelainan dalam urine, antara lain: ada protein dalam urine, ada eritrosit, ada sel darah putih/lekosit dan bakteri.
Sedangkan tanda-tanda dan gejala gagal ginjal kronik, antara lain: mual, muntah, bengkak-bengkak, lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan berkurang, kencing berkurang (bahkan pada beberapa kasus pasien tidak bisa kencing sama sekali), gatal-gatal di sekujur tubuh, sesak nafas, wajah pucat karena anemia. Ada kelainan dalam urine, antara lain: ada protein, eritrosit dan lekosit. Sedangkan pada hasil lab biasanya menunjukkan creatinine darah naik, Hb turun dan protein dalam urine selalu positif (selalu ada protein dalam urine).

PENGOBATAN:
Pada intinya, tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Bila diketahui penyebab gagal ginjal adalah dampak dari penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan/ therapy untuk mengobati penyakit penyebab tersebut. Misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, diabetes, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.
Pengobatan gagal ginjal dimulai dengan pembatasan cairan. Selain itu mengurangi makanan yang mengandung protein, garam dan fosfat. Bila tidak dapat diatasi secara konservatif, maka harus dilakukan cuci darah (dialysis). Pada gagal ginjal kronik, pengobatan harus dilakukan dengan cuci darah seumur hidup. Selama cuci darah, mesin ginjal tiruan berfungsi untuk menyaring darah dan membuang zat-zat toksin dari tubuh. Alternatif lain dari pengobatan gagal ginjal kronik adalah transplantasi/cangkok ginjal.

PENCEGAHAN:
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara mengatasi penyakit penyebab. Bila kita menderita diabetes atau hipertensi, harus ditangani dan dikendalikan secara seksama. Bila terdapat batu ginjal harus segera dikeluarkan dengan segera. Bila sering terjadi infeksi ginjal, maka harus diobati dengan tepat. Sebaiknya tidak menggunakan obat sembarangan dengan dosis yang tidak terkonrol karena banyak sekali obat yang beredar yang diketahui dapat merusak gunjal, termasuk obat anti sakit dan obat rematik, serta jamu-jamuan yang biasa dijual bebas di warung-warung.
Lakukan gaya hidup sehat, makan makanan dengan gizi seimbang, tidak mengkonsumsi alkohol, diet sodium, menghindari asupan asam lemak jenuh dan kolesterol, mengurangi asupan kalium dan magnesium, meningkatkan aktifitas fisik, banyak mengkonsumsi air putih, dan hindari rokok.

Dari uraian tadi, kita jadi sadar bahwa betapa pentingnya menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup yang sehat. Sebelum mengakhiri selebaran ini, mari kita renungkan bahwa ternyata banyak dari pasien penyakit gagal ginjal yang harus terseok-seok secara finansial karena mahalnya biaya pengobatan. Biaya untuk sekali cuci darah bisa berkisar antara Rp 600.000 hingga 1 juta, padahal bisa saja cuci darah dilakukan seminggu 2 – 3 kali. Belum lagi obat-obatan yang harus dikonsumsi, tak jarang menelan biaya hingga jutaan rupiah. Mari gerakkan hati dan ulurkan tangan kita untuk membantu saudara-saudara kita yang memang membutuhkan. Salurkan bantuan anda ke Rumah Zakat. Insya Allah bantuan kita akan meringankan kesulitan saudara-saudara kita dan pasti bermanfaat untuk mereka.

***bahan: dari berbagai sumber

RUMAH ZAKAT siap menyalurkan bantuan anda melalui rekening donasi:
BANK MANDIRI    132000 481 974 5
An. Yayasan Rumah Zakat Indonesia
BANK MUAMALAT    101 00361 15
An. Yayasan Rumah Zakat Indonesia
(setelah berdonasi mohon melakukan konfirmasi ke
SMS Centre: 0815 7300 1555)

TERIMAKASIH ATAS ULURAN TANGAN ANDA

Kerajaan Al Khonsa juga menyampaikan kerja sama dengan Rumah Zakat untuk membantu orang-orang yang dianugerahi sakit sebagai jalan mendekatkan hati dengan Pemilik Hati. Jika kita bisa berpegang tangan untuk saling membantu, badai gemuruh akan mudah dan ringan dilalui. Membantu orang lain adalah bentuk rasa syukur kita pada Penguasa Hidup dan bentuk kita benar-benar manusia. Tanpa menolong orang lain, bagaimana Allah akan menolong kita?

Minggu, 11 November 2012

setitik cinta

Alhamdulillah, kerajaan Al Khonsa telah meyalurkan 4 mukena layak pakai, 2 mukena baru dan 2 sarung. Langkah kecil ini semoga dapat diikuti teman-teman seantero jagad. Kita memberikan yang terbaik yang mampu kita beri. Tidak diam dalam titik kasihan tanpa langkah nyata. Ini sebagian kecil yang baru bisa kami lakukan. Semoga Allah memudahkan untuk membangun rumah senyum dan kampoeng peladjar. Ayo, kita membaikkan kehidupan di sekitar kita sesuai kemampuan...
Apa yang kita lihat, dengar dan rasa masih belum sesuai disana adalah tempat kita menanam benih kebaikan. Kesempatan menebar kebaikan di tiap celahnya akan memberi ruang kita beraktifitas dan beribadah sebagai pengelola bumi. Amanah ini hanya untuk orang-orang yang meyakini akan kebaikan dan kecintaan dari Penciptanya. Tanpa keyakinan ini, yang kita lakukan tak akan bermakna. Dengan mengiringi Pencipta kita, saat belum mencapai target kita akan ikhlas melewati proses pembelajaran. Saat mencapai target kita akan bersyukur dengan mengatakan bahwa yang kita lakukan adalah berkah Pencipta kita.
Saat suara ku menyampaikan ajakan bersama menuju kehidupan lebih baik tenggelam bersama deru angin. Aku masih menuliskan ajakan itu, namun bila tulisan ku pun belum bisa mengetuk hati aku memiliki Pencipta yang Maha Mendengar. Aku hanya ingin memperbaiki kesalahan yang pernah ku perbuat dengan melakukan hal terbaik yang mampu ku lakukan. Walau itu hanya hal kecil, aku hanya ingin dilihat Pencipta ku. Mencari perhatiannya dan mengumpulkan hujan cintaNya di hati ku.
Impian membangun kerajaan Al Khonsa, sebuah inspirasi dari seorang ibu yang luar biasa. perempuan hebat di balik laki-laki hebat. Membangun rumah senyum dari tiap penghuninya dan membina lingkungan yang mencintai belajar hingga ujung hidup di kampoeng peladjar. Semoga ini menjadi semangat untuk terus membaikkan kehidupan dari sebelum aku melihatnya.
Terima kasih bijaksana, 24...