Jumat, 22 Februari 2013



Dengan emosi aku diajarkan untuk menyelesaikan masalah. Yang dulu ku pikir sebuah pembenaran ketika berhadapan dengan masalah. Namun berjalannya kedewasaan, tidak membuat ku yakin akan kebenaran itu. Ya, emosi justru membuat jalannya semakin rumit. Tidak juga buat ku, karena kita semua sering mengalaminya. Sebab kurangnya lmu yang kita miliki untuk dapat menyelesaikan masalah yang bertujuan sebagai pendewasaan berpikir.
Jarang kita menyadari, apakah kehadiran kita memang membuat orang lain senang atau justru malah membuat kesal? Pribadi kita yang dilihat dan diingat, bukan penampilan dan kata yang manis. Karena kebermanfaatan kita pada kehidupanlah yang bisa menguatkan kehadiran kita.
Duduk dengan secangkir teh hangat dan membicarakan permasalahan yang sedang dihadapi. Saling mendangarkan dengan hati, tidak sekedar mendengar dengan dua daun telinga. Mendengarkan dengan hati membuat jalinan komunikasi akan lebih bermakna. Tidak ada satu pihak yang ngotot ingin didengar lalu tidak mau mendengar. Sempatkan kita bercermin sejenak, mulut tercipta satu dan daun telinga sepasang. Maknanya, lebih banyak mendengar daripada berbicara.
Berbicara yang tidak kita lakukan akan mematikan jiwa, sebab kata-kata ada untuk dilakukan.

Rabu, 20 Februari 2013



Untuk seseorang yang sepi menanti jawaban

Perjalanan ini mengajarkan banyak hal, melihat biru, jingga kemudian hitam

Di sebuah tempat asing yang memang belum pernah terjejak, kita bersama merangkai sebuah impian. Aku tidak bisa lakukan ini sendirian, ada banyak hal yang masih memang harus dirangkai berdua. Karena untuk itu kita dicipta. Melengkapi ruang kosong yang belum terisi.

Mungkin semua ini memang bahasa alam, untuk kita memahami satu arti. Kini, kita hanya dapat merenungkan, sejauh apa langkah yang bisa kita pijak. Derap..derap.. berhenti pada seorang. Yang tak ku tahu, kapan?

Bukan sebuah lenting yang melengking..
Berjalanlah, hingga ujung biru itu dalam genggaman..

Di tepian, aku mulai letih..
Hampir saja aku menutup semua, namun perjalanan menemukan malaikat kecil
Keindahan tawa dan keluguannya memancarkan pelangi
Ternyata, rindu pada pedang perjuangan…

Sabtu, 16 Februari 2013

jejak..



Dengan Menyebut Nama Allah
Di perjalanan kita yang singkat ini, hampir semua terlewati dengan adanya banyak pilihan yang harus kita pilih. Dan kita semua tahu, bila di tiap pilihan menanti konsekuensinya. Dulu, seorang teman pernah mengatakan “tanpa resiko kita tidak akan melakukan apa-apa”. Ya, pilihan akan membuat kita belajar banyak hal. Ketegasan kita pada hati kita untuk tidak ada keraguan sedikit pun untuk memilih.
Karena kita tentu tidak mau untuk menjadi orang yang berbeda lisan dan laku. Sehingga apapun yang kita lakukan akan sinergis antara kata dan langkah kita. Pilihan menjadikan kita pribadi bertanggung jawab untuk menjalani prosesnya hingga tuntas. Maju, adalah pilihan. Mundur, adalah pilihan. Bahkan, diam pun adalah pilihan.
Waktu terus beranjak, kita akan tertinggal oleh derak jarum jam yang tak kan pernah memberi kesempatan menunda. Memilih untuk dapat menjadi bagian dari pengubah kehidupan lebih baik. Tanpa kita, dunia akan tetap berputar bersama orang-orang yang masih mau bergerak untuk sebuah makna. Memaknai lembaran kehidupan yang terus-menerus mengejar kebermanfaatan kita.
Walau terkadang, pilihan yang ada tidak sesuai dengan hati. Kita melakukannya hanya bagian kecil dari tugas penghambaan pada Pencipta kita. Pencipta kita yang telah memilih kita untuk tugas ini, mengelola bumi. Dengan sepaket kemampuan akal dan hati yang luar biasa mampu menjawab tantangan dinamika kehidupan.
Memilih jalan ini, perjuangan ini, dan cita cinta ini...
Teruntuk Ayah dan Bunda yang memilih perjuangan untuk membangun generasi lebih baik...
Terima kasih untuk semua cinta yang mengajari makna kehidupan...
Abah, Ibu, Fiki, Dian dan Fifi di tanah dewata tempat bertumbuh dan berkembang
IKRIMA, IRM, PII, FIM, SOPAS... JEJAK PILIHAN PERJUANGAN    

Jumat, 15 Februari 2013

tik..tik..bunyi hati di dalam rasa



Ketika ada permasalahan antara seorang  dengan yang lain, tidak jarang kita akan melibatkan orang di sekitar kita. untuk sekedar mendengar atau membantu mencari solusinya. Dan tanpa kita sadari kita mengikutkan orang lain dalam polemik yang seharusnya bukan menjadi bagiannya. Nyaris kita membuat orang lain itu terjerembab tanpa tahu harus bagaimana. Egois?
Entah, kadang dan mungkin sering kali ini terjadi di kehidupan sehari-hari kita. hubungan antara anak, antara pasangan suami dan istri, hingga di tingkat lingkungan kerja. Pengertian... sebuah kata yang wajib dimiliki untuk memudahkan semua. Walau terasa rumit.
Kedua orang tua yang sedang mengalami masa pengenalan lebih dalan satu sama lain, sering tidak menyadari apa yang terjadi di rumah adalah bagian pendidikan yang akan menjadi bekal hidupnya nanti. Komunikasi yang tersendat akan menguapkan harap yang kemudian akan berjelaga mengotori tapak jejak yang kita tinggal. Suatu saat jelaga itu akan kembali membuat lusuh pendar pandangan kita.
Rasa sakit mengungkap rasa dan ide yang patah hanya karena ketidak percayaan satu pihak, pihak lain akhirnya enggan kembali bicara. Di rumah kini kita mudah melihat anak yang harus berbesar hati untuk menjadi penengah antara luapan egois kedua orang tuanya. Tak memandang bagaimana tumbuh kembang mental anak nantinya.
Kami hanya ingin menjadi anak baik yang akan membanggakan pentas dunia dan surga kedua orang tua. Pernahkah, para orang tua menelisik hati kami yang ingin segenggam cinta yang sederhana dari kalian. Bukan bongkahan berlian yang menjadi jembatan dari jurang yang ada.
Terlahir dari rahim orang tua yang belum belajar menjadi orang tua adalah perjalanan ekstra yang harus ditempuh. Bantu kami agar jalan ini mudah, demi karya besar yang menanti kami selesaikan.

Untuk anak-anak yang belajar menjadi baik di tengah keluarga dan lingkungan teman yang meneruskan budaya penjajah model baru. Menjajah dengan kepentingan yang sama sekali tidak ada kaitan dengan cita-cita. Semoga Maha Cinta memberi jawaban kebenaran dengan bahasa yang indah. Sudut kamar yang mengajari hikmah ketersudutan waktu.

Jumat, 08 Februari 2013

sebuah pengertian


Saling mengerti dalam bergerak dan berinteraksi adalah bagian penting untuk komunikasi dalam keseharian. Sering kali kita lebih mudah menasehati orang lain, namun lupa menasehati keluarga sendiri atau bahkan menasehati diri kita sendiri. Pengertian menjadi jembatan perbedaan, sekalipun berdarah dan berlinang air mata. Bila kita bisa duduk berdialog untuk sebuah pengertian, semua akan mudah teman.
Arogansi kita yang memaksa orang lain harus sesuai standart ukuran kita. mengubah orang lain dan lupa berkaca pada diri yang banyak melukai. Perbedaan kita diciptakan untuk mewarnai pelangi kehidupan. Agar irama kehidupan tidak hanya satu nada. Entah mengapa masih banyak tawa mengejek dan senyum merendahkan menjadi penghambat kreatifitas.
Cukup kita saja yang menjadi produk gagal pendidikan yang menyakiti seluruh sendi kehidupan. Tugas kita sekarang menerangi gelapnya masa lalu dengan pendidikan yang lebih asertif. Menghargai orang lain bukan untuk merendahkan diri, tapi lebih bagaimana menghargai kita di tengah orang-orang yang belum tentu nyaman dengan kehadiran kita.
Orang yang mengindahkan kehidupan adalah orang yang menjaga lidah dan tangannya dari menyakiti orang lain.
Teman, mari kita bicara di dalam hati. Apa yang kita lakukan ini benar karena ingin kebaikan orang lain atau hanya sebuah emosi sesaat yang bersembunyi di balik kata “treatment”. Ingat, bukan kita yang memberi petunjuk, kita hanya bertugas mengingatkan. Untuk hasilnya, percayakan pada semesta yang membantu.

Tulisan ini untuk hati yang kini menghadapi peperangan besar dalam kerumitan saat bersama orang yang sulit memahami keadaan orang lain semua berbeda. Sebuah pengertian untuk kerja besar...

Selasa, 05 Februari 2013

penikmat karya kecil dari hati yang besar



ALLAH MAHA ADIL
Berangkat dari firman Allah yaitu bahwa Dia sama sekali tidak mendzalimi manusia pada khususnya dan makhluk hidup pada umumnya, saya jadi selalu termotivasi bahwa hidup ini adalah anugerah terindah yang diberikan sang Khalik kepada makhlukNya. Saya berharap tulisan ini sebagai pengingat suatu komitmen bahwa setiap detik kehidupan adalah nikmat yang luar biasa, seringkali saya lupa dan lewati tanpa makna yang berarti hidup ini. Namun Allah maha pengampun dan maha penerima Taubat bagi siapa saja yang merasa menyesal tentang kesalahan yang pernah dilewati. itu adalah salah satu sifat Allah yang selalu ada untuk manusia selama masih menghirup udara “ hidup”. Selama saya merasa gelisah, itu tandanya saya harus mengingat kejadian sebelumnya atau flashback, kok bisa begini yaa? Kok gak nyaman banget dirasakan ? kok kayaknya aku banyak dosa dech?  aku salah lagi, masyaallah, mengapa aku melakukan yang demikian? Dan lain-lain yang mengindikasikan penyesalan. Itu semua harus dihadapi dan diatur sedemikian rupa gejolak jiwa yang timbul dari batin tersebut, karena menurut saya itu adalah suatu nikmat yang hanya Allah berikan kepada makhluk yang bernama manusia yaitu nikmat perasaan yang datang dari hati. Makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, gunung-gunung, malaikat, jin, setan dll.  Mereka tidak merasakan hal yang demikian karena mereka tidak mempunyai nikmat yang diberikan kepada manusia.
Pantaslah Allah berfirman dalam surat At Tin ayat 04 yang artinya sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . itu menandakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah, hal itu karena dalam diri manusia terdapat dua komponen yakni akal dan hati. Bilamana manusia dapat menggunakan kedua komponen tersebut berdasarkan fitrah yang diberikan Allah yakni manusia berTuhan yang satu, niscaya manusia akan memperoleh keuntungan hidup didunia sekarang ini dan akhirat nanti. Namun demikian, manusia juga menanggung beban yang sangat berat dan konsekuensi yang tidak ringan bila mana manusia menggunakan akal dan hati tanpa pancaran fitrah berTuhan, yakni manusia akan mengalami kemunduran martabat, kehinaan, dan kesengsaraan, bisa jadi sengsara didunia dan pastinya sengsara diakhirat, Naudzubillah. Hal ini selaras dengan firman Allah surat At-Tin ayat 05 yang artinya Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),  saya jadi merinding sekaligus berharap kepada Allah agar selalu mendapat perlindungan dariNya dari godaan setan yang terkutuk baik berbentuk jin ataupun manusia. Kalau dicermati , tulisan saya ini baru membahas dua ayat al Quran yang mana menjelaskan tentang potensi manusia dan konsekuensinya yang terkandung dalam surat At-tin yang mana tulisan saya masih dalam tahap belajar menelaah versi diskusi dengan diri sendiri. Coba sekiranya membahas dan menelaah ayat-ayat yang lain secara komprehensif yang  berjumlah 6666 ayat Al Quran , bisa dipastikan pembahasan tiada akhir  dan membuat manusia terpukau dengan rahasia kitab suci umat islam ini, karena sekiranya manusia mau mengibaratkan ilmu Allah yang terkandung dalam Al Quran dan ilmu manusia, jauh lebih luas ilmu Allah. Seperti lautan “ilmu Allah” dan tetesanya adalah “pengetahuan manusia”
Tulisan ini adalah curahan hatiku yang datang ketika saya merasakan keadilan Allah, saya berharap kata demi kata ini adalah motivasiku yang terus menerus dan selalu terekam oleh memori dan  dapat direalisasikan dalam tindakan yang nyata, sehingga saya dapat merasakan sifat maha Pengasih dan Penyayang Allah selalu menemani saya  dalam setiap detik hidup, sebuah tulisan berjuta harapan yang saya tujukan kepada Allah sebagai Dzat yang mengabulkan doa hambaNya. Aku yakin malaikat sebagai makhluk Allah mancatat tulisanku ini dan disimpanya pada buku catatan harianku yang akan dimintai keterangan nanti dihari pembalasan. Waallahu ‘alam.
Sebuah karya kecil dari hati besar seorang teman yang sederhana… terima kasih mempercayai ku menjadi pembaca mu..