Dibalik kaca, aku mendengar suara tarian hujan. Menggoda ku
untuk memperhatikan tiap tetes yang seketika membasahi tanah. Aroma sejuk
menyapa hidung ku yang menyembunyikan kekaguman J.
Alhamdulillah, hujan selalu menginspirasi. Menghangatkan gersang dan menyemai
indah..
Lalu lalang orang dengan segala aktifitasnya tidak
sedikitpun mengganggu kehadiran hujan. Hujan yang hadir tiba-tiba dengan
gerombolan awan dan akan pergi bila persediaan airnya telah habis. Hujan…
mengajarkan ikhlas dan syukur. Membalut hari dengan segala cintaNya. Mengalun
syahdu, perlahan aku belajar untuk mendewasakan pikir dan sikap. Menyiapkan
kehidupan esok yang akan berjalan tanpa amal lagi.
Hujan…
Setitik cinta diantara bisingnya manusia melihat dirinya.
Tidak sedikit yang masih berjalan tanpa mengenal dirinya. Galau hanya karena
ego terusik, lupa akan amanah umat. Umat yang menanti karya kita. Masihkah
sempat kita tenggelam hanya untuk diri kita yang tidak memiliki apa pun ini??
Datanglah, dengan segenggam hujan…
Membersamai jalan
yang bising dengan segala kebisingan, hanya sebuah suara yang ku nantikan.
Berjalan dengan kisah yang mengenggam jari ini di akhir hari, akhir senja kita.
Jika saja, diijinkan... aku ingin menanti mu hingga aku tidak lagi punya waktu
bernapas. Tapi, aku tidak mungkin begini terus. Hidup ku harus berjalan, terus
berusaha untuk menemukan mu.
Entah kata apa
lagi yang harus ku tulis, kata apa lagi yang harus ku ucap. Untuk menemukan mu,
membuat mu menyegerakan langkah, dan membuat Maha Cinta menjawabnya. Tidak
banyak yang aku inginkan, hanya suara mu yang meneduhkan, mata mu yang
menenangkan, tangan mu yang menghangatkan, senyum yang menguatkan, cinta mu
yang mengalirkan keindahan ibadah-ibadah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar