Semangat berbagi, semangat membahagiakan orang
lain terkadang perlu kita lihat lebih mendalam. Tak jarang rasa mengasihani
menjadikan seseorang terjebak pada pola yang menghancurkan kepribadian. Di
jalanan kita mudah menemukan peminta-minta, pengamen, atau penjaja jualan
mereka. Kini bukan ingin berkata mereka salah. Sistem masyarakat kita masih
banyak yang perlu dibenahi. Waktu melihat peminta-minta dengan keterbatasan
fisik, rasa iba menyeruak. Namun, tidak sedikit orang yang memiliki
keterbatasan yang kurang lebih sama namun dapat menempatkan diri sebagai
pribadi berprestasi dengan segala kemampuan yang dimiliki. Rasa iba kita justru
meruntuhkan sendi-sendi ketahanmalangannya untuk dapat memuliakan diri.
“Bukan memberi ikan, namun kailnya”. Kata
bijak tersebut memang tidak mudah dilakukan, perlu kerja cerdas untuk
melakukannya. Karena kita lebih mudah untuk melakukan hal yang praktis.
Sadarkah kita, bila hanya “ikan” yang kita beri maka akan mematikan potansi
luar biasa yang diberi Maha Pencipta? Secara tidak langsung mengecilkan ciptaan
sang Maha.
Apalagi melihat mereka yang masih bugar dan
memiliki fisik seperti pada umumnya. Semakin bertanya hati kita untuk memberi.
Bukan karena keadaan, tapi mental yang terbangun selama ini. Kita diciptakan
lebih kuat dari keadaan, bukannya kalah dengan keadaan. Kita yang mengalahkan
keadaan dengan segala potensi yang kita miliki. Bukan kecerdasan intelektual
saja ukuran kemampuan seseorang. Masih banyak ruang yang belum optimal kita
kembangkan.
Berbagi yang salah adalah semangat
menghancurkan dunia perlahan. Berbagi dengan semangat mendidik, sehingga suatu
waktu mereka akan menjadi pribadi mandiri. Tidak terus menerus pada tempat yang
sama. Ada semangat meningkatkan diri. Bila hari ini menerima “ikan”, esok
berusaha mencari “ikan” sendiri, kemudian lusa memberi “ikan” untuk orang lain.
Aku masih belum padanan kata yang tepat untuk
menggantikan kata kasihan. Karena aku tidak mau menjadi bagian dari orang yang
“membunuh” perlahan orang lain dengan “senjata” kasihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar