Minggu, 03 Maret 2013

kesalahan berbagi



Semangat berbagi, semangat membahagiakan orang lain terkadang perlu kita lihat lebih mendalam. Tak jarang rasa mengasihani menjadikan seseorang terjebak pada pola yang menghancurkan kepribadian. Di jalanan kita mudah menemukan peminta-minta, pengamen, atau penjaja jualan mereka. Kini bukan ingin berkata mereka salah. Sistem masyarakat kita masih banyak yang perlu dibenahi. Waktu melihat peminta-minta dengan keterbatasan fisik, rasa iba menyeruak. Namun, tidak sedikit orang yang memiliki keterbatasan yang kurang lebih sama namun dapat menempatkan diri sebagai pribadi berprestasi dengan segala kemampuan yang dimiliki. Rasa iba kita justru meruntuhkan sendi-sendi ketahanmalangannya untuk dapat memuliakan diri.
“Bukan memberi ikan, namun kailnya”. Kata bijak tersebut memang tidak mudah dilakukan, perlu kerja cerdas untuk melakukannya. Karena kita lebih mudah untuk melakukan hal yang praktis. Sadarkah kita, bila hanya “ikan” yang kita beri maka akan mematikan potansi luar biasa yang diberi Maha Pencipta? Secara tidak langsung mengecilkan ciptaan sang Maha.
Apalagi melihat mereka yang masih bugar dan memiliki fisik seperti pada umumnya. Semakin bertanya hati kita untuk memberi. Bukan karena keadaan, tapi mental yang terbangun selama ini. Kita diciptakan lebih kuat dari keadaan, bukannya kalah dengan keadaan. Kita yang mengalahkan keadaan dengan segala potensi yang kita miliki. Bukan kecerdasan intelektual saja ukuran kemampuan seseorang. Masih banyak ruang yang belum optimal kita kembangkan.
Berbagi yang salah adalah semangat menghancurkan dunia perlahan. Berbagi dengan semangat mendidik, sehingga suatu waktu mereka akan menjadi pribadi mandiri. Tidak terus menerus pada tempat yang sama. Ada semangat meningkatkan diri. Bila hari ini menerima “ikan”, esok berusaha mencari “ikan” sendiri, kemudian lusa memberi “ikan” untuk orang lain.
Aku masih belum padanan kata yang tepat untuk menggantikan kata kasihan. Karena aku tidak mau menjadi bagian dari orang yang “membunuh” perlahan orang lain dengan “senjata” kasihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar