Dalam jalan setapak ini, aku meyakini bukanlah dua jalan berbeda.
Sebab semua beriring menemani di rona keteraturan yang telah diatur
oleh Maha Pengatur.
Kita hanya menyelaraskan ritme yang mampu kita sesuaikan.
Lapangkan hati, terima segalanya dengan semangat menjadi seseorang yang
dinanti.
Dinanti karyanya, kata yang mudah dilupakan namun dengan karya kita
akan meninggalkan jejak.
Kehidupan dengan segala konstelasinya merupakan bahasa.
Tidak jarang kesulitan yang kita alami disebabkan kekurangbersyukurnya
kita memandang.
Mengenggam cita, berlari menuju cintaNya, lalu kita akan menjalani
jalan setapak ini dengan indah.
Genggaman cita dan langkah laju kita beriringan pada sudut kehidupan.
Sudahkah kita berjalan dengan langkah benar?
Keyakinan menjalankan kebenaran yang kata orang, kini telah nisbi..
Ah, benarkah itu?
Kebenaran itu sebuah jalan yang pasti, bukannya ketidakpastian ku
pikir.
Memperjuangkan kebenaranlah yang akan terasa nisbi, bila kita merasa
diri kita benar.
Yang ada adalah kebenaran itu sendiri yang menari menemukan
pahlawan-pahlawan yang mampu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar