Dari satu hari dari masa lalu, saya
tersentak oleh salah satu taushiyah Aa’ Gym tentang 3M: Mulailah dari dirimu
sendiri, Mulailah dari hal-hal kecil, dan mulailah sekarang juga.
Saya termasuk orang yang tidak
tertarik“kalkulasi pahala” dalam hal apa pun, lantaran saya merasa berkewajiban
untuk selalu bisa tahu diri bahwa kalkulasi pahala adalah hak prerogatif Tuhan.
Dibalik aksi apa pun, satu-satunya hal konkret yang bisa kita “ayemkan” dalam
hati hanyalah “takaran kemanfaatan”. Kata Nabi, “Orang terbaik di antaramu
adalah orang yang paling bermanfaat.”
Saat saya shalat ‘Ashr di Masjid
Ta’awun Puncak Bogor usai meeting, saya dapat cerita dari mas penyedia kopi
gratis, bahwa semua pembangunan masjid dan operasionalnya ditanggung oleh
seseorang. Termasuk kopi gratisnya itu. Mati dah saya! Saat diberi tahu ada
seseorang yang membangun jembatan di pelosok-pelosok jauh dengan biayanya
sendiri, saya kembali mati telak! Saya juga pernah mati total saat diceritain
bahwa ada sekelompok orang yang keliling untuk membersihkan toilet-toilet umum
dengan gratis. Saya kembali mati tanpa ampun ketika seorang kawan pengasuh
pesantren di pelosok desa berkisah bahwa ada tamunya yang datang bawa mobil,
lalu pulang jalan kaki, setelah menyerahkan mobilnya untuk pesantren itu.
Tuhan ada di mana-mana benar. Semut pun diketahui-Nya dengan sempurna, apalagi
ini “orang-orang gila” yang berkali-kali bikin saya mati mendadak.
Tentu, menjadi bermanfaat bukan kok dengan cara menjadi ustadz mulu. Ngisi pengajian
di masjid-masjid mulu. Itu hanya satu pilihan, di luarnya sejuta pilihan
tersedia.
Ah, saya tak tahu harus berbuat apa untuk diri saya, sebagai usaha untuk “gila”
itu. Saya mimpi suatu hari bikin masjid di sebuah jalan antar kota antar
provinsi, lalu banyak orang yang shalat, mandi, pipis, istirahat di sana. Ah,
itu keren! Tapi, saya nggak tahu kapan bisa mewujudkannya.
Saya juga mimpi bikin 1000 gerobak
angkringan plus isinya untuk para pengangguran. Ah, ini tsakep banget! Tapi,
kapan saya bisa mewujudkannya?
Saya juga berkhayal setiap keluar kota bawa mobil kan berhenti di tiap masjid
hingga mushalla SPBU dan meletakkan 2 sarung dan 2 mukenah di sana. Ah, ini
pasti guanteng banget! Tapi, kapan saya sempat begitu?
Di antara sekian banyak mimpi yang
pernah terlintas, saya bisa mewujudkan satu hal sekarang. Saya punya jutaan
buku di gudang. Ya, jutaan! Oke, mari kita wujudkan #AksiSejutaBukuGratisTamanBacaan
bersama-sama. Ya, harus bersama-sama kalian semua yang minat jadi volunteer
gerakan ini.
1.
#AksiSejutaBukuGratisTamanBacaan inispiritnya “kemanfaatan umum”, karenanya
penerimanya haruslah sebuah perpustakaan/taman bacaan yang meminjamkan
buku-buku dengan gratis. Entah itu perpustakaan mushalla, masjid, desa,
kecamatan, TPA, pesantren, sekolah, komunitas, gereja, vihara, dll., lintas
agamalah. Yang penting dikonsumsi orang banyak (bukan pribadi).
2. Kalian yang minat silakan ajukan
proposal (kirimvia pos atau datang langsung ke kantor). Isinya: data
diri kalian (nama asli, alamat, HP, email, twitter, FB) yang akan
menyalurkan buku-buku tersebut dan profil singkat dan alamat lengkap
perpustakaan/taman bacaan calon penerima (ceritakan pula tentang calon
pembacanya).
3. Aksi ini gratis
setelak-telaknya untuk lembaga di seluruh Indonesia. Silakan
kawan-kawan bisa langsung mengambil paket bukunya langsung ke kantor DIVA
Press Group dalam jam kerja hari Senin-Jum’at pukul 09.00 – 16.00 (12.00
– 13.30 istirahat), ketemu Mas Dion dengan membawa print data diri dan
profil tadi.
CV DIVA Press
Sampangan gang Perkutut 325 B
Baturetno Banguntapan
Jalan Wonosari km 7 Jogjakarta 55197
4. Setiap perpustakaan/taman bacaan
yang diajukan, yang memenuhi spirit umum tersebut, akan mendapatkan 100
eksemplar buku yang judul-judulnya kami pilih (buku-buku tersebut adalah
buku layak baca, bukan buku cacat). Jika ada buku-buku yang dirasa tidak pas
dengan segmen pembaca perpustakaan/tamanbacaan penerimanya, kami mohon
kesediaannya untuk menghibahkan kepada perpustakaan/taman bacaan lain yang dinilai
tepat.
5. Setiap orang boleh mengajukan
lebih dari satu perpustakaan/taman bacaan yang berbeda, dengan membuat proposal
pengajuan sendiri-sendiri. Jadi satu proposal pengajuan hanya untuk satu
taman bacaan/perpus. Demikian seterusnya.
6. Perpustakaan/taman bacaan yang
sudah menerima buku dari #AksiSejutaBukuGratisTamanBacaan dimohon untuk
tidak mengajukan lagi demi pemerataan penerimanya. Mulai April 2014, kami tidak
lagi melayani pengiriman paket buku gratis ke luar kota. Semua pemohon agar
mengambil sendiri paketnya ke kantor kami. Mohon maklumnya ya DIVAmate.
7. Bagi yang berminat, silakan
langsung mengambil paket buku ke kantor kami di Jogja.
8. Mungkin saja sih ada “oknum” yang
tega melukai #AksiSejutaBukuGratisTamanBacaan ini. Biarinlah Tuhan yang
urus jika ada yang tega begituan. We just need to trust each other to
realize what we dream.
9.Jika sudah menerima paketnya,
mohon infoin kami melalui media apa pun yang ada pada kami, bisa di twitter (@divapress01)
atau FB (Penerbit DIVA Press).
Lets, Guys, bantuin yah, bantuin
mewujudkan #AksiSejutaBukuGratisTamanBacaan ini. Hanya dengan bantuan kalian,
aksi ini akan benar-benar memberikan manfaatnya. Alfumabruk lak!
By: Edi Akhiles (CEO DIVA Press Group)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar