Kamis, 04 April 2013

bertemu artikel bagus


Air, Api, Rumput


Rasulullah SAW bersabda: ''An-Naas syurokaa fi tsalatsin, fil-maa wal-kalaa wan-naaro.'' Manusia berserikat dalam tiga hal yaitu air, rumput, dan api. (HR Imam Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah). Dalam riwayat Imam Thabrani di tambah dengan garam (al-milh).

Hadis tersebut menjelaskan bahwa air, api, dan rumput merupakan hak milik bersama. Pengawasan dan perlindungan atas hak milik bersama menjadi tanggung jawab negara. Dengan demikian semua sumber daya air, api, rumput, dan garam berada di bawah pengelolaan negara dan menjadi milik negara.

Kebutuhan akan air merupakan kebutuhan semua makhluk hidup. Para ilmuwan dan antariksawan mencoba melakukan penelitian terhadap bulan dan mars, dua benda langit yang terdekat dengan bumi, untuk mengetahui apakah ada tanda-tanda kehidupan di sana. Indikatornya adalah air, namun hingga hari ini belum ditemukan tanda-tanda adanya air di sana. Allah telah menyatakan dalam al-Quran: ''Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.'' (QS al-Anbiya: 30).

Sumber daya api sungguh banyak, terdiri dari tambang minyak, batubara, gas alam, energi matahari, tenaga listrik. Para ulama lebih jauh menetapkan bahwa segala jenis tambang di bumi adalah milik negara, termasuk tambang garam yang memiliki deposit tinggi. Rasulullah SAW pernah menarik kembali tambang garam yang semula diberikan kepada Abidh bin Hamal al-Mazani, setelah Rasul mengetahui bahwa depositnya laksana air yang mengalir. (HR Abu Daud).

Rumput menurut Imam Syaukani dalam kitab Nailul Authaar, adalah gunung, bukit, lembah, hutan belantara, dan padang rumput. Semua ini tak boleh menjadi milik perorangan, atau privat. Undang-Undang Sumber Daya Air yang kini sudah disahkan DPR, konon merupakan pesanan khusus pihak Bank Dunia dengan imbalan utang 300 juta dolar AS dalam program Watsal (Water Resources Sector Adjusment Loan). Undang-undang ini membuka peluang yang sangat besar bagi pengalihan milik rakyat atas berbagai sumber mata air kepada milik swasta yang nota bene dikuasai oleh perusahaan asing.

Demam privatisasi ternyata tidak saja menimpa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan lembaga pendidikan, namun lebih jauh menjangkau ketiga sumber daya: air, api, dan rumput yang menjadi kebutuhan primer manusia. Kita berharap pemilu 2004 ini berhasil memilih wakil-wakil rakyat yang mempunyai kepedulian yang tinggi dan keperpihakan pada rakyat, sehingga mampu menarik kembali hak milik rakyat atau negara yang kini banyak beralih menjadi milik individu.






Muhammad Abbas Aula
Republika Online
Senin, 17 Mei 2004

1 komentar: