Rabu, 22 Januari 2014

untuk mu jingga ku



Aku selalu bahagia bila hujan turun, karena aku dapat mengenalmu sendiri
Aku bisa tersenyum sepanjang hari, karena hujan pernah menahan mu disini untuk ku
(Utopia-Hujan)

Aku menyebutnya hujan, hujan yang selalu mengingatkan aku untuk menengadahkan tangan merasakan sejuknya tetes hujan hingga ke dalam hati. Berjalan menatap biru langit yang selama ini sepi. Kemudian dirimu hadir menjinggakan biru ku yang telah kelu.
Menjadi pendamping mu, menemani gelak tawa mu, diam mu, sedih mu
Aku merasa cantik dengan panggilan singkat mu di layar telepon genggam ku. Hilda... sebuah nama itu cukup untuk aku mengetahui rasa mu. Jingga mu mengalahkan pelangi yang kemarin hadir, kemudian aku sekarang semakin tertunduk dalam untaian doa. Meminta mu yang dipilihkan Maha Cipta. Bila memang kita mampu saling memahami dan mendukung.
Ya, aku ingin kita dapat berlari bersama. Mengenggam tangan mu untuk menguatkan bahwa apa yang kita lakukan adalah bagian dari perjuangan untuk membangun sebuah peradaban. Yakinkan aku bila esok bersama kita akan berusaha untuk menjadikan diri indah dihadapan lainnya.
Mengistimewakan setiap diskusi kita. Menyemarakkan perjalanan kita mengitari belahan bumi. Sehingga kita akan mati dalam sebuah pelukan hangat yang menutup semua perjalanan kita. Hujan ini selalu menghangatkan hati ku untuk dapat mengingat janji kita untuk dapat saling menerima dan menua bersama.
Hati ku ini rapuh, ada secercah harapan untuk mu yang menenangkan kepanikan dan ketakutan itu. Sehingga kita mampu lebih kuat melewati semua. Jingga, terbit mu dan tenggelam mu selalu ku nanti. Karena jingga mu akan mengindahkan biru ku.
Sampai saat ini aku belum memahami mu, jadi ajarkan aku memaklumi phlegmatis mu. Melankolis ku sering tersinggung, terkadang koleris ku kesal dengan sanguinis mu yang tak cepat bergerak. Kebahagiaan ku hanya ingin menjadi seorang yang spesial di hidup mu. Satu-satunya!
Diantara kesulitan ku melewati hubungan jarak jauh ini, aku tetap mengayuh impian ku untuk satu purnama yang akan membawa mu ke istana kecil ku. Memilih gaun dan kerudung yang warnanya pas dengan kilau jingga mu. Lalu menyiapkan pesta sederhana dengan orang-orang yang akan mendoakan cinta kita.
Aku merindukan mu jingga, menjemput ku untuk sebuah rasa dan asa.
Yang ku lakukan kini hanya meminta keberanian dan kemantapan hati dalam melangkah bersama mu, jingga yang akan melengkapi sayap ku. Rusuk ku yang menguatkan punggung mu.

Hujan jingga Yogyakarta, 10 RA 1435-12 Jan. 14 detik ke 15.22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar