Sepertinya telah lama sekali aku tidak menyapa
hati ini
Sepotong cinta yang terpotong waktu
Kesibukan yang ku buat sendiri untuk dapat lari dari hati ku sendiri
Hal konyol memang, seperti mengejar bayangan
Ini hanya sebagai penenang saat belajar ku mulai terganggu dengan rasa
hati yang mulai tidak berwarna lagi...
Sebuah penantian akan jawaban alam di setiap tanya ku
Warna biru yang mendominasi hati ini kemudian pecah oleh jingga
Memelukku, hingga aku sadar ini waktunya
Membuktikan pada angin lalu, bahwa aku masih menginginkan angin yang
sama
Angin yang menjadikan pusara ku mulia oleh denting doa penduduk langit
Masa ini harus terlewati, dengan baik
Dengan cara dan dengan kisah yang baik
Memaafkan kemarin untuk semua pelajaran yang mendewasakan
Menatap ke depan, bergerak terus agar tidak jatuh terluka
Sepertinya, langit menjawab dengan hadirnya jingga itu
Semakin pahit prosesnya, semakin manis akhirnya
Tempaan ini membuat istimewa hati yang memohon kebaikan cita dan cinta
ksatria langit
Kehadirannya melengkapi cerita ini,
Penantian di halte ini akan
menjadi pelangi
Kepadanya ku sampaikan...
Merasa sendiri dalam kesendirian, menanti esok yang belum terang
Menjejak karya tiap letih...
Wajah ku tutup untuk menghindar debu mata mereka yang menatap
Aku hanya ingin menjadi serpihan wangi surga di bumi
Untuk seseorang yang menyiapkan diri menjadi bintang ku,
Karena aku hanya tahu bayang mu di sudut malam... tak lebih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar