Senin, 23 Februari 2015

guru peradaban


Guru peradaban…
Dia yang tetap melangkah dalam “internal development”, bukan dia yang mengejar kesenangan. Karena dia tahu, hidup adalah memperjuangkan sesuatu. Dan sesuatu itu, adalah Rabb nya, Allah. Bukan karena Rabb nya butuh perlindungan, tapi dia tahu dengan memperjuangkan titah langit dia akan tetap ditolong Nya.
Dia tidak tahu apapun, selain setiap pekerjaan yang dilakukan ikhlas untuk Nya dan sesuai dengan perintah Nya. Dia benar-benar ingin membangun peradaban dengan mendidik, dengan memantaskan diri menjadi guru. Guru yang menggerakkan langkah-langkah kecil pemuda dan pemudia muslim untuk menegakkan kebenaran sesungguhnya.
Tidak diperbudak dan memperbudak. Tapi mengabdi dan mengelola.
Dia melepas napas untuk memenuhi tugas penciptaannya. Siapa yang mau menjadi produk gagal karena tidak menjalani tugas penciptaan? Dia pernah jatuh, tersungkur bahkan terkapar. Tapi dia tahu, Allah sedang mengajari sesuatu. Suatu hal yang akan memuliakan di suatu hari nanti sebagai sarana bertemu pencipta nya.
Dia, hanya tertarik pada konstruksi bangun peradaban.
Walau badannya mulai letih, menua. Dia masih memiliki azzam, menyambut kematian yang indah. Guru peradaban, teknisi manusia untuk membentuk pribadi-pribadi beradab. Kemanapun langkahnya, guru peradaban hanya melihat الله
Dari Nya, untuk Nya, pada Nya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar