Guru peradaban…
Dia yang tetap melangkah dalam “internal development”, bukan
dia yang mengejar kesenangan. Karena dia tahu, hidup adalah memperjuangkan
sesuatu. Dan sesuatu itu, adalah Rabb nya, Allah. Bukan karena Rabb nya butuh
perlindungan, tapi dia tahu dengan memperjuangkan titah langit dia akan tetap
ditolong Nya.
Dia tidak tahu apapun, selain setiap pekerjaan yang
dilakukan ikhlas untuk Nya dan sesuai dengan perintah Nya. Dia benar-benar
ingin membangun peradaban dengan mendidik, dengan memantaskan diri menjadi
guru. Guru yang menggerakkan langkah-langkah kecil pemuda dan pemudia muslim
untuk menegakkan kebenaran sesungguhnya.
Tidak diperbudak dan memperbudak. Tapi mengabdi dan
mengelola.
Dia melepas napas untuk memenuhi tugas penciptaannya. Siapa yang
mau menjadi produk gagal karena tidak menjalani tugas penciptaan? Dia pernah
jatuh, tersungkur bahkan terkapar. Tapi dia tahu, Allah sedang mengajari
sesuatu. Suatu hal yang akan memuliakan di suatu hari nanti sebagai sarana
bertemu pencipta nya.
Dia, hanya tertarik pada konstruksi bangun peradaban.
Walau badannya mulai letih, menua. Dia masih memiliki azzam,
menyambut kematian yang indah. Guru peradaban, teknisi manusia untuk membentuk
pribadi-pribadi beradab. Kemanapun langkahnya, guru peradaban hanya melihat الله
Dari Nya, untuk Nya,
pada Nya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar