Ayah,
Ananda mu sedang belajar memahami. Setiap kata dan laku
Ayah…
Sekian puluh tahun mengenal Ayah, ternyata ananda mu belum
juga bisa memahami. Marah mu, bentakan mu adalah cara mu melindungi dari sengat
dunia. Yang waktu kemarin membuat ku sempat tidak menyukai mu.
Ayah,
Ananda mu memang belum bisa menjadi anak sholiha. Namun,
lihat Ayah… aku telah berusaha semaksimal usaha yang bisa ku lakukan untuk
membuat Ayah bangga pada ku. Sebab, yang ku tahu untuk menjadi sholiha hanya
dengan bakti dan do’a untuk mu.
Ayah,
Ananda mu, hanya ingin ridho mu. Karena aku tau, ridho mu
ridho pencipta ku. Sehingga tiap langkahku tenang dan menenangkan.
Ayah, terima kasih telah menjadi Ayah dalam hidup ku…
Untuk semua Ayah, yang menolong ku setiap perjalanan.
Calon Ayah, dan anak-anak yang berterimakasih pada Ayah nya
yang melengkapi hidup