Berjalan… terus berjalan. Hingga tidak lagi
ada rasa sakit, hingga sakit itu hanya menjadi bagian kecil dalam perjalanan
kita. Diri mu tahu, kesendirian ini mengkhawatirkan. Khawatir akan menyesatkan
laku ku yang telah lama terjaga. Menanti mu menjadi perjuangan yang lain.
Diantara semua, punggung ku mulai sering nyeri. Menuntut sandaran punggung yang
lebih kuat. Kuat mengantarkan hingga di ujung usia. Berjalan… terus berjalan.
Agar waktu kita tidak tersia, semua menjadi saksi ikhtiar kita. Hidup harus dilanjutkan
teman. Apapun, bagaimanapun. Waktu tidak sempat menunggu. Teruslah berjalan.
Melangkah, hingga langkah kita menjadi
penolong di hari nanti.
Perjuangan ini masih panjang sahabat, dan
waktu kita sempit untuk sekedar duduk tanpa kerja. Dan akhirnya aku harus
mengatakan, kesempatan kita saling menasehati hanya sebatas pintu gerbang.
Selebihnya, ku titipkan pada Allah. Hanya padaNya ku percayakan pertemuan indah
kita di akhirat. Tersenyum melihat kebersamaan kita dalam memperjuangkan
kebaikan.
Pelajar Islam Indonesia (PII) rumah kita,
universitas kita, medan juang kita. Mempertemukan kita dalam berbagai rupa.
Letih, sedih, perih tak jarang tersenyum dan tergelak tawa. Semua hanya menjadi
bagian yang selalu mewarnai perjalanan kita.
Belajar dari proses ini, aku menyadari
menanti seorang pejuang yang tegar menentang badai dan mengangkat panji
kejayaan Islam adalah perjuangan yang tidak mudah.
Tulisan yang didedikasikan untuk segenap
panitia, tim instruktur dan peserta yang mengajarkan banyak hal.
Medan Intermediate Leadership Training
Tegal, Jawa Tengah. 2 Ramadhan 1435 / 29
Juni 2014 2.33 am
Khilda Maulidiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar