Aku selalu bahagia bila hujan turun, karena
aku dapat mengenalmu sendiri
Aku bisa tersenyum sepanjang hari, karena
hujan pernah menahan mu disini untuk ku
(Utopia-Hujan)
Aku menyebutnya hujan, hujan yang selalu
mengingatkan aku untuk menengadahkan tangan merasakan sejuknya tetes hujan
hingga ke dalam hati. Berjalan menatap biru langit yang selama ini sepi.
Kemudian dirimu hadir menjinggakan biru ku yang telah kelu.
Menjadi pendamping mu, menemani gelak tawa mu,
diam mu, sedih mu
Aku merasa cantik dengan panggilan singkat mu
di layar telepon genggam ku. Hilda... sebuah nama itu cukup untuk aku
mengetahui rasa mu. Jingga mu mengalahkan pelangi yang kemarin hadir, kemudian
aku sekarang semakin tertunduk dalam untaian doa. Meminta mu yang dipilihkan
Maha Cipta. Bila memang kita mampu saling memahami dan mendukung.
Ya, aku ingin kita dapat berlari bersama.
Mengenggam tangan mu untuk menguatkan bahwa apa yang kita lakukan adalah bagian
dari perjuangan untuk membangun sebuah peradaban. Yakinkan aku bila esok bersama
kita akan berusaha untuk menjadikan diri indah dihadapan lainnya.
Mengistimewakan setiap diskusi kita.
Menyemarakkan perjalanan kita mengitari belahan bumi. Sehingga kita akan mati
dalam sebuah pelukan hangat yang menutup semua perjalanan kita. Hujan ini
selalu menghangatkan hati ku untuk dapat mengingat janji kita untuk dapat
saling menerima dan menua bersama.
Hati ku ini rapuh, ada secercah harapan untuk
mu yang menenangkan kepanikan dan ketakutan itu. Sehingga kita mampu lebih kuat
melewati semua. Jingga, terbit mu dan tenggelam mu selalu ku nanti. Karena
jingga mu akan mengindahkan biru ku.
Sampai saat ini aku belum memahami mu, jadi
ajarkan aku memaklumi phlegmatis mu. Melankolis ku sering tersinggung,
terkadang koleris ku kesal dengan sanguinis mu yang tak cepat bergerak.
Kebahagiaan ku hanya ingin menjadi seorang yang spesial di hidup mu.
Satu-satunya!
Diantara kesulitan ku melewati hubungan jarak
jauh ini, aku tetap mengayuh impian ku untuk satu purnama yang akan membawa mu
ke istana kecil ku. Memilih gaun dan kerudung yang warnanya pas dengan kilau
jingga mu. Lalu menyiapkan pesta sederhana dengan orang-orang yang akan
mendoakan cinta kita.
Aku merindukan mu jingga, menjemput ku untuk
sebuah rasa dan asa.
Yang ku lakukan kini hanya meminta keberanian
dan kemantapan hati dalam melangkah bersama mu, jingga yang akan melengkapi
sayap ku. Rusuk ku yang menguatkan punggung mu.